Makalah Diskusi Perencanaan Pendidikan Islam Kelompok 2


LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN PENDIDIKAN ISLAM

(Oleh : Roi Widyastuti,,Rina Herlina, Yayah Nurlaelah)

A. Pendahuluan

Perencanaan pendidikan islam tersusun atas dua kata yaitu perencanaan dan pendidikan islam. Pendidikan islam (tarbiyah) adalah usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran-ajaran agama islam, agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Di dalam pengertian pendidikan islam tersebut terkandung empat masalah pokok, yaitu:

  1. Usaha mengembangkan
  2. Fitrah manusia
  3. Ajaran agama islam
  4. Kehidupan manusia yang makmur dan bahagia

Usaha Mengembangkan

Setiap usaha apalagi usaha mengembangkan fitrah manusia haruslah dilakukan dengan sadar, terencana dan sistematis.  Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al Insyiqaq:19

Artinya:  Sesungguhnya kamu akan meningkat atau maju setahap demi setahap (dalam kehidupan),

Artinya: “(Allah) yang telah menciptakan (segala sesuatu) lalu diproses-Nya kearah kesempurnaan” (Q.S: Al-A`la ayat 2)

Fitrah manusia

Fitrah manusia adalah kekuatan terpendam yang ada di dalam diri manusia yang dibawanya sejak lahir. Jumlah fitrah yang ada di dalam diri manusia itu cukup banyak, diantaranya adalah fitrah agama, intelektual, social, susila, ekonomi, kawin, kemajuan, politik, ingin dihargai, kemerdekaan dan lain-lain. Fitrah-fitrah manusia tersebut harus dikembangkan agar manusia itu menjadi manusia yang utuh. Menurut Allah, manusia yang tidak utuh atau manusia yang kurang lengkap kemanusiaannya adalah hewan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Qur`an surat Al-A`raaf : 179

Artinya:  “ Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”.(Q.S 7:179)

Usaha manusia untuk mengembangkan fitrah-fitrah tersebut dilakukan melalui pendidikan yang islami. Dengan demikian untuk melaksanakan pendidikan islam, haruslah difahami beberapa hal yang sangat penting yaitu :

  1. Semua fitrah yang ada di dalam diri manusia kalau mungkin dengan cirri-ciri khas dan kebutuhan masing-masing.
  2. Semua ajaran agama Islam yang serasi untuk pengembangan masing-masing fitrah tersebut.
  3. Semua metode yang dapat dipakai untuk pengembangannya itu.

Tanpa memahami hal-hal tersebut di atas mustahil fitrah-fitrah manusia dapat dikembangkan dengan berimbang dan baik.

Ajaran agama Islam

Ajaran agama Islam adalah apa yang tertera di dalam Al-qur`an dan sunnah Nabi SAW. Ajaran agama Islam mengandung segala petunjuk yang diperlukan oleh manusia untuk mengembangkan fitrahnya, sehingga kehidupannya menjadi makmur dan bahagia, sebagaiman firman Allah

Artinya:” Dan Sesungguhnya kami Telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Quran Ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari (Nya)”.(Q.S Al-Israa:89)

Agama Islam sesuai dengan fitrah manusia dan untuk mengembangkan fitrah tersebut, seperti yang telah kita kutipkan di atas, memberi pengertian bahwa ajaran agam Islam memang mengandung segala petunjuk untuk pengembangan fitrah manusia.

Kehidupan manusia yang makmur dan bahagia

Kehidupan yang makmur dan bahagia adalah tugas hidup manusia. Karena itu apapun yang diusahakan manusia dibumi ini adalah dalam rangka mewujudkan kehidupan yang makmur dan bahagia tersebut. Tetapi Allah telah menetapkan bahwa kehidupan makmur dan bahagia itu hanyalah akan dicapai oleh orang-orang yang telah mengatur seluruh aspek kehidupan mereka dengan kitab Allah dan sunnah Rosul-Nya. Allah berfirman

Artinya:”  Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung”.Q.S An-Nuur:51

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.(Q.S An-Nahl:97)

Sedangkan perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan. Menurut Asnawir perencanaan adalah kegiatan yang harus dilakukan pada tingkat permulaan, dan merupakan aktifitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan yang tertuju pada tercapainya maksud dan tujuan yang ingin dicapai.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk merencanakan segala kegiatannya, sebagaimana firman Allah dalam Al-qur`an surat Al Hasyr : 18

Artinya; “Hai orang-orang yang beriman: bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan

Dari ayat tersebut dapat difahami bahwa perlunya perencanaan untuk masa depan. Allah adalah maha merencanakan (Al-Bari) dimana sifat tersebut menjadi inspirasi bagi umat islam terutama para pemimpin atau manager. Pada dasarnya seorang pemimpin atau manajer harus mempunyai banyak konsep tentang manajemen termasuk di dalamnya perencanaan yang memuat visi dan misi untuk keberhasilan tujuan bersama. Visi dan misi merupakan hasil dari perencanaan yang baik dan matang

Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Dengan kata lain perencanaan pendidikan islam harus memiliki tujuan dengan target kebahagian dunia dan akhirat. Menurut Mahdi bin Ibrahim (1997:63), mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan yaitu:

1.Tujuan perencanaan harus teliti dan jelas.

2. Tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah perencanaan harus cepat.

3. Adanya keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggungjawab operasional

4. Peninjauan aspek-aspek amaliah dari sisi penerimaan masyarakat.

5. Kemampuan organisator penanggungjawab operasional.

Jadi antara perencanaan dan pendidikan islam saling berhubungan erat dan tidak mungkin berjalan sendiri-sendiri. Untuk mendapatkantercapainya tujuan dalam pendidikan islam yang baik dan sukses sangat dibutuhkan sesuatu perencanaan yang matang dan fleksibel. Begitu juga sebaliknya jika ada perencanaan yang bagus akan tetapi tidak ada lembaga pendidikan islam yang dijalankan maka perencanaan itu akan menjadi sekedar perencanaan tanpa bisa di aplikasikan program-programnya.

B. Landasan Perencanaan Pendidikan Islam

Landasan merupakan tempat berpijak yang baik dan kuat bagi setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu dalam perncanaan pendidikan islam harus memepunyai landasan kemana semua kegiatan dan perumusan tujuan pendidikan islam itu dihubungkan. Landasan perencanaan pendidikan islam yang baik dan benar terdiri dari Al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW yang dikembangkan dengan Ijtihad (Zakiyah Daradjat, 2006: hal 19)

a. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah firman Allah yang berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.  Didalamnya terkandung pokok-pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip dasar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut syari’ah. Masalah aqidah tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur’an, tidak sebanyak ajaran yang berkenaan dengan amal perbuatan(syari’ah.). Istilah – istilah yang biasa digunakan dalam membicarakan ilmu tentang syari’ah adalah : a). ibadah untuk perbuatan yang berhubungan dengan Allah, b). mu’amalah untuk perbuatan yang berhubungan dengan selain Allah dan c). akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan.

Pendidikan yang termasuk dalam ruang lingkup mu’malah sangat penting karena menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik yang pribadi maupun masyarakat. Sehingga sangat perlu untuk direncanakan guna mencapai keberhasilan seperti yang diharapkan. Untuk mendapat suatu perencanaan yang baik dan benar perlu landasan yang baik dan benar pula. Sebagaimana firman Allah dalam Al- Qur’an surah Al Isra : 18-19

Artinya:Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), Maka kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.  Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (Q.S Al-Israa:18-19)

Oleh karena itu Pendidikan Islam harus menggunakan  Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang Pendidikan Islam. Dengan kata lain, Pendidikan Islam harus berlandaskan  ayat-ayat Al-Qur’an.

b. As-Sunnah

As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan ataupun ketetapan Rasulullah SAW yang dijadikan sebagai sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an, yang mengandung tentang aqidah dan syariah. As-Sunnah dijadikan petunjuk (pedoman) untuk kemashlahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa. Tentang kewajiban kita mentaati sunnah Rasul, Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an surah An-Nisa : 59

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya

c. Ijtihad

Ijtihad dalam perencanaan pendidikan harustetap bersumber dari Al-Quran dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli Pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup disuatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup. Selanjutnya, dalam memahami Perencanaan Pendidikan Islam harus memperhatikan dua landasan yaitu landasan filosofis dan landasan teoritis (Tim JSIT, 2006:hal. 30).

Landasa Filosofis

Allah SWT menciptakan manusia dengan segala fitrah kemanusiaannya. Dengan demikian pendidikan harus mengacu kepada kebutuhan fitrah manusia. Memberdayakan potensi fitrah manusia haruslah berkesesuaian dengan nilai-nilai yang mendasari fitrah itu sendiri, yakni nilai-nilai rabbani yang bersumber kepada Rab yang menciptakan manusia itu sendiri, sebagai zat yang maha mengetahui akan segala sifat  tabi’at manusia. Dengan mengacu pada nilai-nilai tersebut, maka dengan sendirinya proses pendidikan niscaya akan memperhatikan azas-azas fisiologis, psikologis dan pedagogis yang melekat sebagai sunnatullah pada pertumbuhan dan perkembangan manusia, juga memperhatikan situasi dan kondisi zaman dimana peserta didik menjalankan  kehidupannya kelak.

Landasan Teoritis

Ilmu pengetahuan dalam Islam memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

Theosentrik

Menurut keyakinan Islam, ilmu dalam dimensi apapun, berpusat dan bersumber dari Allah pemilik ayat. Ia bermuara pada upaya taqarrub (pendekatan diri kepada-Nya).

Monokotomik

Dalam pandangan Islam, ilmu tidak terpecah belah (dikotomik) antara ilmu dunia dan ilmu agama. Merupakan satu kesatuan dalam upaya menghambakan diri kepada Allah.

Ilmu tidak bebas nilai

Dalam Islam, ilmu pengetahuan tidak hanya terikat pada nilai internal ilmu, akan tetapi juga nilai eksternal ilmu yang terletak diluar ilmu itu sendiri. Ilmu dalam Islam, apapun jenisnya bersumber dari Allah dan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.

Kesatuan iman, ilmu dan amal

Iman sebagai ilmu dapat ditumbuhkembangkan dengan pemahaman terhadap gejala-gejala alam. Amal sebagai aktivitas ilmu merupakan buah dari iman. Ilmu dalam kontek Islam berfungsi untuk mengarahkan manusia agar beriman dengan benar. Karena diantara iman, ilmu dan amal  adalah mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.

C. Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan Islam.

Al-Qur`an menggambarkan bahwa Allah adalah al-khaliq (Pencipta) dan rabb al-`alamin (pemelihara semesta alam). Dalam penciptaan alam semesta—termasuk manusia—Tuhan kelihatan menempuh proses yang memperlihatkan konsistensi dan keteraturan. Hal demikian kemudian dikenal sebagai aturan-aturan yang diterapkan Allah sendiri, atau disebut (sunnatullah ). Dalam proses pemeliharaan, Tuhan juga mematuhi sunnatullah. Tuhan mengurus, nenelihara dan menumbuhkembangkan alam secara bertahap dan berangsur-angsur. Dalam konteks yang terakhir ini Tuhan tidak lain adalah murabbi (pendidik) yang sebenarnya. Ketentuan ini meniscayakan penyertaan tuhan dalam proses pendidikan tanpa berarti menafikan peranan manusia.

Peranan manusia dalam pendidikan secara teologis dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk, ciptaan Allah, yang paling sempurna dan dijadikan sebagai kholifatullah fi al-ard (pengganti atau wakil Tuhan di muka bumi).

Manusia dan masyarakat selau berubah, mengalami perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan, baik yang dapat diterima maupun yang harus ditolak, maka pendidikan Islam juga dituntut untuk cepat tanggap atas perubahan yang terjadi dan melakukan upaya yang tepat dan secara normative sesuai dengan cita-cita masyarakatnya. Pendidikan islam bersifat progresif, tidak resisten terhadap perubahan, akan tetapi mampu mengendalikan perubahan itu. Pendidikan Islam harus mampu mengantisipasi perubahan itu. Dalam upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi pendidikan, perhitungan-perhitungansecara teliti sudah harus dilakukan pada fase perencanaan pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, Djumransjah Indar (1995) mengungkapkan  prinsip-prinsip perencanaan, yaitu :

  1. Perencanaan pendidikan harus bersifat komprehensif
  2. Perencanaan pendidikan harus bersifat integral
  3. Perencanaan pendidikan harus memperhatikan aspek-aspek kualitatif
  4. Perencanaan pendidikan harus merupakan rencana jangka panjang dan kontinyu
  5. Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada efisiensi
  6. Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumber-sumber yang ada
  7. Perencanaan pendidikan harus dibantu oleh organisasi administrasi yang efisien dan data yang dapat diandalkan.

Dari keseluruhan uraian kami tentang “Landasan dan Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan Islam” terlihat bahwa :

  1. Konsepsi Islam tentang pendidikan sudah sangat lengkap dan serasi dengan manusia.
  2. Konsepsi Pendidikan Islam sangat berbeda dengan konsepsi-konsepsi pendidikan non Islam yang ada dan dilaksanakan orang sekarang ini.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, Manajemen Pendidikan, Padang : IAIN IB Press, 2006

Djumransjah Indar, Perencanaan Pendidikan (Strategi dan Implementasinya), Surabaya Abditama, 1995

Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, Pustaka Al kautsar, Jakarta, 1997

Tim JSIT, Sekolah Islam Tepadu : Konsep dan Aplikasinya, Bandung,Syamil Cipta Media : 2006.

Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2006

About mpiuika

ilmu tuntut dunya siar

Posted on 21 November 2009, in Makalah and tagged , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar