Kerusakan Akidah di Film ‘3 Hati 2 Dunia 1 Cinta’


3 ht 2 dunia 1 cinta

By : Ria Fariana

Sudah pernah nonton film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” belum? Kalo belum, nggak usah malu. Itu karena film ini isinya nggak penting alias nggak bermutu. Tema yang diangkat oleh film ini adalah hubungan cinta beda agama antara laki-laki muslim dengan perempuan non muslim.

Diceritakan dalam film tersebut tentang cinta sepasang remaja yang berbeda keyakinan antara Rosid dan Delia. Rosid adalah seorang seniman keturunan Arab sedangkan Delia adalah seorang penganut Katolik. Film ini diangkat dari sebuah novel berjudul “The Da Peci Code”. Dalam film ini tokoh Rosid yang kribo diperankan oleh Reza Rahadian. Dalam film ini juga turut bermain Laura Basuki dan Arumi Bachsin.

Campur Aduk antara Haq dan Batil

Usaha musuh-musuh Islam untuk mengalahkan kaum muslimin begitu kreatif. Anak-anak muda yang cenderung suka having fun dicekoki dengan film yang mengarahkan ke tujuan tertentu. Tak bisa meraih tujuan dengan cara biasa, maka diambillah langkah tak biasa. Toleransi semu yang seringkali digembar-gemborkan misalnya ajakan untuk merayakan hari raya agama lain tak berhasil, maka dicarilah cara lain. Salah satunya adalah dengan memberikan topik ringan yang disuka kaum muda yaitu tema cinta.

Toleransi semu yang melibatkan perasaan, seringkali menjebak banyak kaum muda. Jiwa muda yang menggelora dan meledak-ledak apalagi untuk urusan cinta menjadi begitu mudah dimanipulasi. Sudah pada dasarnya orang yang jatuh cinta itu seringkali logikanya meluncur ke level paling rendah, ditambah lagi dengan cinta buta terhadap lawan jenis beda keyakinan. Top dah, cinta buta bin tolol yang pernah ada di dunia.

…Toleransi semu yang melibatkan perasaan, seringkali menjebak banyak kaum muda, dalam cinta buta terhadap lawan jenis beda keyakinan…

Gula Jawa rasa coklat, logika miring orang jatuh cinta. Tapi ini masih mendinglah, daripada tahi kucing rasa coklat. Ini logika orang gila yang kehilangan indera perasa. Tapi di antara itu semua, ada yang kehilangan akal sehat melebihi sekadar kehilangan indra perasa seperti perumpamaan di atas. Yaitu ketika jatuh cinta pada seseorang beda keyakinan, dinasehatin tetap saja ngeyel, bahkan suka memutar balik ayat hanya sekadar mencari pembenaran plus durhaka sama orang tua demi cinta buta. Pesan-pesan seperti inilah yang berusaha ditanamkan dalam film ini.

Sobat muda, hubungan “cinta-kasih” beda agama itu bukan masalah sepele. Bukan cuma melibatkan hati dan perasaan saja, tapi lebih ke berbagai aspek luas lainnya. Di sini nanti akan bersinggungan dengan yang namanya etika pergaulan antar lawan jenis. Bila berhubungan dengan seseorang yang beda keyakinan, akan ribet urusannya karena si dia pasti terheran-heran bahwa ada agama yang begitu mengatur secara detil tentang pergaulan. Belum lagi terkait juga dengan keberatan dari kedua belah pihak karena itu nantinya pihak keluarga harus siap menerima calon anggota keluarga yang berbeda keyakinan, dan itu tidak mudah. Yang paling penting adalah terkait dengan akidah yang ini urusannya sama sekali tidak bisa dipandang enteng. Dunia dan akhirat, Bro!

Telah jelas yang hak dan yang batil itu. Adanya hubungan beda keyakinan ibarat mencampur air susu dengan air comberan. Apakah kamu mau meminum air yang sudah terkontaminasi ini? Boro-boro disuruh minum, mendengarnya saja kamu pasti sudah jijay bajay alias ogah banget. Seperti ini juga gambaran orang yang menjalin hubungan asmara dengan beda keyakinan. Bila perempuannya muslimah dan laki-lakinya non muslim, hubungan seperti ini sudah jelas haram. Ikatan mereka tidak sah, bahkan hubungan suami istri mereka statusnya sama dengan berzina. Na’udzubillah.

…Hubungan perempuannya muslimah dengan laki-lakinya non muslim sudah jelas haram. Ikatan mereka tidak sah, bahkan status hubungan suami istri mereka adalah berzina…

Bila yang laki-lakinya muslim dan perempuannya non muslim, memang ada sedikit perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah ini. Perbedaan pendapat inilah yang sepertinya dimanfaatkan oleh orang-orang liberal yang berada di balik pembuatan film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” untuk dibidik dalam melemehkan keyakinan pemuda muslim lainnya. Ada pendapat yang membolehkan bila laki-lakinya muslim, karena dialah yang akan menjadi imam dalam keluarga. Diharapkan ia bisa memimpin istri dan anak-anaknya agar masuk Islam bersama-sama. Tapi bagaimana bila kenyataan berbicara sebaliknya? Hmm…

Pemurtadan terselubung

Banyak kasus terjadi, laki-laki tidak bisa membuat istrinya yang beda agama agar mau memeluk Islam. Sebaliknya, si suami malah terseret murtad karena bujuk rayu mulut perempuan non muslim yang telah menjadi istrinya itu. Si suami pun mudah tergoda dengan alasan demi keutuhan rumah tangga dan anak-anak. Bukannya menyelamatkan keluarga dari siksa api neraka seperti yang diperintahkan dalam Al-Quran, si suami malah dengan sukarela akhirnya menapak jejak yang mendekatkannya pada neraka jahanam.

Firman Allah SWT (yang artinya): “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Qs Al-Baqarah 221)

Yang sudah menikah saja kasus seperti ini banyak, apalagi yang belum menikah. Selain pemurtadan, kedua pasangan ini akan banyak melanggar etika pergaulan dalam Islam. Misalnya saja berkhalwat atau berdua-duaan dengan non mahram alias mojok berdua sebagaimana pada umumnya aktivitas pacaran. Masa’ iya hubungan dengan seorang non muslim diajak berta’aruf yang islami? Pastilah akan banyak pertanyaan dan keberatan yang menyertai. Tidak bisa tidak, memahamkan secara akidah harus diberikan sebelum sampai pada etika hubungan dengan lawan jenis. Nah, bisakah ini dilakukan?

…Orang yang nekat menjalin hubungan asmara beda agama adalah mereka yang cenderung tidak paham terhadap Islam…

Kamu jangan lupa juga bahwa seringkali orang yang nekat menjalin hubungan asmara beda agama adalah mereka yang cenderung tidak paham terhadap Islam. Bila pun mereka mengaku paham, sebetulnya mereka cuma hafal tanpa tahu konteks makna dalil yang dihafalkan itu. Hal ini banyak menimpa mereka yang sok hafal plus sik tahu banyak dalil kemudian dengan sombongnya memutar balik ayat. Bahkan ada juga seorang yang mengaku dirinya ulama, anak perempuannya malah menikah dengan non muslim keturunan Yahudi. Bahkan dia sendiri yang menjadi wali bagi anaknya yang itu artinya dia restui perzinaan tersebut. Sebab,  menurut hukum Islam, haram seorang muslimah menikah dengan orang musyrik dan kafir.

Upaya para manusia yang mengaku dirinya ulama dan cendekiawan muslim ini jelas-jelas merusak. Mereka mempunyai makar, tapi rencana Allah jauh lebih dahsyat untuk menggagalkan upaya liberalisasi ide Islam ini. Firman Allah SWT (yang artinya): “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Qs Ali Imran 54)

Bro en Sis, mereka sering kalah dan gagal ketika duduk berdialog dengan ulama dan cendekiawan Islam yang lurus. Karena gagal di ranah ilmiah inilah, akhirnya ada orang-orang yang seide dengan para sekularis bin liberalis ini mengangkatnya dengan tema hiburan berupa film. Cemen banget dah!

Be careful!

Setelah mendapatkan wawasan baru tentang upaya musuh-musuh Islam dalam merusak generasi muda muslim, kamu kudu waspada. Nonton film tersebut sih boleh-boleh saja, tapi kamu kudu siap dengan saringan atau filternya. Apaan tuh filternya? Tentu saja Islam dong. Emang ada filter yang lain selain Islam? Jawabnya tak ada filter yang mampu menyaring sampah-sampah ide kotor semisal toleransi semu ala sekularis kecuali Islam saja.

…Nonton film tak sekadar nonton film. Sikapi dengan bijak makna tersirat dalam film tersebut, yaitu upaya melegalkan kawin campur beda agama yang merusak itu…

Nonton film tak sekadar nonton film. Karena setiap perbuatan anak manusia akan dipertanggungjawabkan di Yaumil Akhir nanti, maka berbuatlah bijaksana meskipun hanya untuk nonton film ini. Seharusnya setelah membaca uraian di atas, kamu bisa menyikapi dengan bijak isi film tersebut dan menangkap makna tersirat dalam upaya melegalkan kawin campur beda keyakinan yang merusak itu. Kamu semakin kritis dan cerdas, plus juga makin hati-hati dalam memilih tontonan. Ingat, fungsi tontonan saat ini sangat berpeluang besar untuk menjadi tuntunan alias ditiru oleh para penontonnnya.

Jangan sampai kamu terjerumus! Menonton film apalagi yang merusak akidah dan pemahaman, kudu hati-hati banget. Perkuat dulu keimanan dan wawasan keislaman kamu. Jangan sampai niat hati mau cari hiburan tapi malah menjerumuskan. Begitu juga dengan teman-teman kamu yang biasanya pada demen nonton film. Paling tidak pelajari dulu isi film, pahamkan tentang muatannya yang merusak akidah dan mengajak pada kebatilan, baru deh nonton filmnya penuh dengan kekritisan khas pemuda muslim yang cerdas.

Kalau ini yang kamu lakukan, so pasti keimanan dan kecerdasan kamu bakal makin meningkat, insya Allah. Wawasan ini tak boleh hanya diketahui oleh kamu sendiri saja. Sebarkan isi artikel ini sehingga akan banyak generasi muda muslim yang terselamatkan pemikirannya. Karena hubungan beda agama, jelas-jelas tak membawa manfaat apa pun bagi pelakunya. Selain aktivitasnya yang notabene mendekati zina dengan pacaran, sangat berpeluang mengajak kamu kepada meragukan keyakinanmu sendiri yang nantinya bisa berakibat murtad. Be careful! So, hubungan “cinta-kasih” beda agama? NO WAY! Catet ya! Sip deh.  [voa-islam.com]

sumber : voaislam

About mpiuika

ilmu tuntut dunya siar

Posted on 2 Agustus 2010, in Copas and tagged , , , , , , , . Bookmark the permalink. 10 Komentar.

  1. Hanisya Collections

    artikel yang sangat menarik….

    tampilkan artikel agar profitable di http://www.imcrew.com/?r=359671

  2. Saya rasa nggak ada tersirat film ini merusak akidah.ini film bagus dan mendidik umat islam untuk saling menghargai umat lain yang juga ciptaan ALLAH SWT

  3. saya selama ini belum menemukan adanya Felm au senetron yang islami karena yang mau menjadi pelaku2 senetron selama ini adalah orang yang tidak paham akan syari’at islam. ya maklum kapan ya umat islam bisa membuat senetron/filem yang betul2 mendidik umat/masyarakat islam khususnya dan umat manusia pada umumnya.

    Dan permasalahannya sekarang adakah Stasiun muilik umat islam yanmg betul2 Bukan islam JIL au Kultural.
    sebab apa karena setiap Media/Stasiun itu penya Misis dan Visi masing2… ini perlu dipertimbangkan agar tidak putus di tengah jalan sebeb mereka akan mempertimbangkan untung rugi dalam VISI/misisnya.
    Lihat Contoh lain adakah Da’i2 selebriti yang betul siqoh/lurus media mau. tentunya tidak kita ketemukan, justru yang laku ya.. yang sesuai denagan pesanan sponsor bukan dakwah yang sebagaimana yang sesungguhnya maksudnya dakwah cara Nabi, sahabat, tabi’in tabi’ut tabi’an dan orang2 sholeh…atau orang2 ingin selalu mengikutinya…

  4. hanya dengan pikiran dan wawasan terbuka lah kita bisa melihat dan belajar akan hal yang positif dari segala sesuatu yg kita lihat dan rasakan.

    ada sebuah analogi diatas ditulis “ibarat air susu dicampur air comberan… jijay bajay..blablabla”
    alangkah baiknya analoginya diganti air susu dicampur teh atau air kencur dicampur jahe, dsb. yang tentunya membawah berkah dan manfaat. dua hal yg bagus yang bisa saling melengkapi dan memperkaya nilai2 kehidupan..

    semua masalah perpekstif dan sudut pandang… mau dilihat dr sisi negatif ato positif… dan sudut pandang itu ke depan nya akan mempengaruhi jalan hidup kita dan kemajuan negara kita secara kolektif dan sosial.

  5. Bahwa semakin kerterbukaannya suatu zaman maka semakin maka semakin pula keterbuakaannya sebuah kebenaran dan kebatilan, ini tergantung orang yang memandang itu baik atau buruknya keadaan realita kehidupan. maka inilah yang disebut baik dan buruk sebuah penialaian publik (baik & buruk menurut objektif publik) inilah yang dimaksud kebenaran publik sebagai dalil sebagai realita kebenaran yang dapat diterima masyarakat secara keselurahan (mayoritas). Dan ini yang sangat dominan dan bisa diterima masyarakat dunia, maka inilah yang diperjuangkan/diusung oleh JIL sebab menurut mereka sesuai dengan idel moral, dari sudut pandang yang umum di sisi lain sebagai alat yang sangat ampuh untuk menmjinakan hal2 yang bersifat ideologi konservatif dan juga dapat menanamkan sifat toleran serta kedamian menurut mereka. inilah disebut pandangan umum atau orang2 awam memang dalam kenyatannnya secara keumuman telah menunjukan masa kemajuan dan perkembangan masyarakat jahiliyah modern. mereka sebetulannya adalah terjadi kemuduran dalam aklak dan moral dan kehidupan jahiliyah lebih mereka gandrungi dari pada hidup beraklak yang mulya yang sesuai dengan fitrahnya. maka sejauh ini pula terbalik pandangan/pemahaman, pola berfikir mereka ” jauh menyalahi kebenaran fitrah yang baik dianggap buruk yang buruk justru dianggap baik.

    Maka lain mhalnya dengan islam sebab islam agama sudah jelas dalilnya baik Akli maupun Nakli, dari kata2 islam itu sendiri sudah menunjukan selamat/keselamatan dan orang yang masuk islam disebut Muslim yaitu orang myang masuk dalam keselamatan. dan ini tidak lagi bisa diragukan islam yang sebagai sistem yang komplit mengatur segala aspek kehidupan baik sebelum mati maupun setelah mati… maka sangat jauh sekali menurut pandangan umum /kebenaran publik (objektif) sebagaimana pandangan umat pada zaman sekarang sungguh asing islam ini.

    kembali kepada aklak dan kebaikan ideal moral menurut islam, bahwa islam adalah dalil yakni sebuah konsep dari Allah berupa al Qur’an dan As Sunnah Nabi SAW serta keduanya adalah wahyu yang Allah jamin/jaga kemurniannya. maka tidak dapat diragukan lagi maka inilah alasan/dalil .orang2 yang beriman dengan ini mereka dapat menghukumi/menyimpulkan memilih, membedakan mana yang baik mana yang buruk maka inilah barometer mereka, dan bukan penilaian benar dan salah itu menurut keumuman atau publik, kemudian mereka dapat menyimpulkan permasalahan di atas tentang Film menurut kaca mata islam/dalil/ulama’ sesuai atau tidak menurut syari’at dengan perbandingan “antara kaebaikannya (kemaslahatannya) dan keburukannya (mafsdahnya) lebih banyak mana dengan setelah diketahui antara maslahahnya & mafsadahnya banyak mafsadahnya maka harus dan wajib ditinggalkan (haram) serta dilarang oleh islam dan umat nya.

  6. Memang banyak orang mengatakan tentang kebaradaan setiap permasalahan “meraka mengatakan kita ambilah yang baik meskipun ada sisi negatifnya tetapi juga banyak positifnya dan juga menambahkan dengan pernyataan lain seperti saya bisa dimana-mana dan kemana-mana ikut kelompok sana ikut kelompok sini yang peting saya ambil positifnya (kebaikan mereka). dengan pernyataan-pernyataan di atas saya simpulkan bahwa mampukah mereka mengambil/memilih yang haq sedangkan yang batil mereka tinggalkan padahal secara keilmuan tidak sebanding dengan yang mereka, dengan metode seperti tentunya tidak akan tercapai apa yang mereka harapkan mana mungkin mereka bisa mengambil kebenarannya saja padahal mereka belum tahu hakikat kebenaran itu sendiri maka subhat lebih besar pengaruhnya daripada kebaikan yang hendak dicapai sebab hati manusia itu lemah sedangkan subhat sifatnya menyambar-nyambar maka rusaklah keyakinan kita tentang kebenaran. Sebab kebenran atau kebaikan sifatnya cenderung berkurang sedangkan kemasiatan atau kejelekan sifatnya bertambah.
    Ini diperbolahkan kecuali bagi orang sudah kemapanan dalam kaidah syari’at islam yang mantab.

  7. Hore..3 HATI DUA DUNIA SATU CINTA MENANG SEBAGAI FILM TERBAIK,MEMBORONG 7 PIALA CITRA.

  8. bagus filmya…
    mendidik, berwawasan, dan membangun
    menambah toleransi antar suku, ras, agama,
    gak ada salahnya ditonton
    toh endingnya akhirnya mereka gak jadi nikah
    cocok bwt dijadikan referensi…..

  9. Subhanallah tulisan anda bagus. Tapi lebih bagus lagi kalo tidak ada bumbu suuzan di dalamnya. Saya sudah menonton film itu, bahkan lebih dari 1x. Buat saya film ini menarik dan membuat saya semakin mencari-cari jawabannya. Sampai film ini selesai pun tidak pernah ada jawaban tetang hukum pernikahaan beda agama, tapi justru beberapa pandangan dari beberapa pihak. Dan saya tidak merasa diberikan doktrin yang salah. Buat saya kita sebagai umat Allah tidak boleh terlalu cepat menyimpulkan sesuatu, apalagi menuduh. Lebih baik kalau kita selalu berfikiran positif. Apa yang salah dengan topik “cinta beda agama”? kalau akhirnya itu bisa membuka mata kita sebagai kaum muda tentang bagaimana menyikapi hal itu.

  10. Asslm…artikel diatas emang bagus dan kritis..tapi sayang ada unsur prasangka dan curuiga..bukankah dalam islam itu mengajarkan kita untuk saling menghargai,menghormati antar suku,ras dan agama..film 3 hati 2 dunia 1 cinta emang sangat bagus mulai dari awal sampai akhir ceritanya,.kita sebagai seorang muslim jangan menilai dari satu sudut pandang negatif,..toh mereka pada akhirnya juga nggk jadi menikah..
    “Kita sangat di anjurkan agar memiliki sebuah prinsip tetapi kita tidak boleh jadi orang yang fanatik,sesungguhnya orang-orang yang fanatik itu dekat dengan kebodohan”
    di kutip dari film sang pencerah kisah KH.Ahmad Dahlan.
    Salam Peace

Tinggalkan Balasan ke Ilham Batalkan balasan